KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA ( KDM) KEBUTUHAN ELIMINASI
Eliminasi adalah proses pembuangan
sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).
‘ ELIMINASI URINE ‘
Urine normalia adalah pengeluaran
cairan yang prosesnya tergantung pada fungsi organ-organ eliminasi urine
seperti ginjal, ureter, bladder dan uretra.
Ginjal memindahkan air dari darah
berbentuk urine. Ureter mengalirkan urine ke bladder. Dalam bladder urine
ditampung sampai mencapai batas tertentu. Kemudian dikeluarkan melalui uretra.
Pada eliminasi urine normal sangat
tergantung pada individu, biasanya miksi setelah bekerja, makan atau bangun
tidur., Normal miksi sehari 5 kali.
Karakteristik urine normal
warna : kuning terang
bau : khas amoniak
jumlah : tergantung udia, intak cairan, status kesehatan, orang dewasa 1200 – 1500 ml per hari.
warna : kuning terang
bau : khas amoniak
jumlah : tergantung udia, intak cairan, status kesehatan, orang dewasa 1200 – 1500 ml per hari.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi
Eliminasi Urine
1.pertumbuhan dan perkembangan
2.sosio kultural
3.psikologi
4.kebiasaan seseorang
5.tonus otot
6.intak cairan dan makanan
7.kondisi penyakit
8.pembedahan
9.pengobatan
10.pemeriksaan diaknostik
1.pertumbuhan dan perkembangan
2.sosio kultural
3.psikologi
4.kebiasaan seseorang
5.tonus otot
6.intak cairan dan makanan
7.kondisi penyakit
8.pembedahan
9.pengobatan
10.pemeriksaan diaknostik
Maslah-masalah Eliminasi Urine
1.restensi urine
2.inkontinensi urine
3.enurisis
1.restensi urine
2.inkontinensi urine
3.enurisis
Perubahan Pola Berkemih
1.frekuensi
2.urgency
3.dysuria
4.polyuria
5.urinarry suprrssion
1.frekuensi
2.urgency
3.dysuria
4.polyuria
5.urinarry suprrssion
‘ ELIMINASI BOWEL (BAB) ‘
Dalam proses defekasi terjadi dua
macam refleks yaitu :
1. Refleks defekasi intrinsik
Refleks ini berawal dari feses yang masuk rectum yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tiba di anus secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadi defekasi.
2. Refleks Defekasi Parasimpatis
Fese yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudian diteruskan ke spinal coral, dan dari sini kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rectum yang manyababkan intensifnya peristaltik. Relaksasi spinter interna maka terjadilah defekasi.
1. Refleks defekasi intrinsik
Refleks ini berawal dari feses yang masuk rectum yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tiba di anus secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadi defekasi.
2. Refleks Defekasi Parasimpatis
Fese yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudian diteruskan ke spinal coral, dan dari sini kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rectum yang manyababkan intensifnya peristaltik. Relaksasi spinter interna maka terjadilah defekasi.
Dorongan feses juga dipengaruhi oleh
kontrol abdomen, disfragma, dan kontraksi otot.
Faktor-fakor Yang Mempengaruhi
Proses Defekasi
1.Usia : bayi kontrol defekasi belum berkembang,
usika kontrol defekasi menurun.2.Diet : makanan bersifat mempercepat prosews produlsi feses, juga kwantitas makanan.
3.Intak Cairan : Ciran kurang feses libih keras karena absorbsi cairan meningkat
4.Aktifitas : Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan membantu proses defekasi.
5.Psikologis : Cemas, takut, marah, ekan meningkatkan pristaltik aehingga menyebabkan diare.
6.Pengobatan
7.Gaya Hidup : Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur, fasilitas BAB dan kebiuasaan menahan BAB.
8.Penyakit : Diare, konstipasi.
9.Anastesi dan Pembedahan : Biasanya 24-48 jam.
10.Nyeri : bisa mengurangui keinginan BAB.
11.Kerusakan Sensori motorik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar